Blogger Widgets HasanilH: TULUS

Sabtu, 15 Maret 2014

TULUS

DIORAMA
Aku patung, mereka patungCangkir teh hangat namun kaku dan dinginMeja-meja kayu mengkilapWajahmu dibasahi air mata yang dilukis
Tubuh kaku tidak bergerakIngin hapus air matamu tapi aku tak bisaPatung-patung kayu mengkilapPikiran mereka kosong memikul peran
Harusnya cerita ini bisa berakhir lebih bahagiaTapi kita dalam dioramaHarusnya sisa masa ku buat indah menukar sejarahTapi kita dalam diorama
Diorama, diorama
Sakit hatimu karena akuSakit membekas dalam, jadi bagian sejarahTak ada kesempatan untuk berkilahUntuk selamanya masa itu menguasaimu
Harusnya cerita ini bisa berakhir lebih bahagiaTapi kita dalam dioramaHarusnya sisa masa ku buat indah menukar sejarahTapi kita dalam diorama
Diorama
Harusnya cerita ini bisa berakhir lebih bahagiaTapi kita dalam dioramaHarusnya sisa masa ku buat indah menukar sejarahTapi kita dalam diorama

TEMAN HIDUP
Dia indah meretas gundahDia yang selama ini ku nantiMembawa sejuk, memanja rasaDia yang selalu ada untukku
Di dekatnya aku lebih tenangBersamanya jalan lebih terang
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupkuBerdua kita hadapi duniaKau milikku ku milikmu kita satukan tujuBersama arungi derasnya waktu
Kau milikku, ku milikmuKau milikku, ku milikmu
Di dekatnya aku lebih tenangBersamanya jalan lebih terang
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupkuBerdua kita hadapi duniaKau milikku ku milikmu kita satukan tujuBersama arungi derasnya waktu
Bila di depan nantiBanyak cobaan untuk kisah cinta kitaJangan cepat menyerahKau punya aku, ku punya kamu, selamanya kan begitu
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupkuBerdua kita hadapi duniaKau milikku ku milikmu kita satukan tujuBersama arungi derasnya waktu
Kau milikku, ku milikmuKau jiwa yang selalu aku puja


SEWINDU
sudah sewindu aku didekatmuAda di setiap pagi, di sepanjang hariTak mungkin bila engkau tak tahuBila ku menyimpan rasa yang ku benam sejak lama
Setiap pagi ku menunggu di depan pintuSiapkan senyum terbaikku agar cerah harimuCukup bagiku melihatmu tersenyum manisDi setiap pagimu, siangmu, malammu
Sesaat dia datang pesona bagai pangeranDan beri kau harapan bualan cinta di masa depanDan kau lupakan aku semua usahakuSemua pagi kita, semua malam kita
Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintuDan tak ada lagi tutur manis ku merayumu
Setiap pagi ku menunggu di depan pintuSiapkan senyum terbaikku agar cerah harimuCukup bagiku melihatmu tersenyum manisDi setiap pagimu, siangmu, malammu
Sesaat dia datang pesona bagai pangeranDan beri kau harapan bualan cinta di masa depanDan kau lupakan aku semua usahakuSemua pagi kita, semua malam kita
Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintuDan tak ada lagi tutur manis ku merayumuOh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintuDan tak ada lagi tutur manis ku merayumu
Jujur memang sakit di hatiBila kini nyatanya kau memilih diaTakkan lagi ku sebodoh iniLarut di dalam angan-angan tanpa tujuan
Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintuDan tak ada lagi tutur manis ku merayumuOh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintuDan tak ada lagi tutur manis ku merayumu

SEPATU
Kita adalah sepasang sepatuSelalu bersama tak bisa bersatuKita mati bagai tak berjiwaBergerak karena kaki manusia
Aku sang sepatu kananKamu sang sepatu kiriKu senang bila diajak berlari kencangTapi aku takut kamu kelelahanKu tak masalah bila terkena hujanTapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersamaTapi tak bisa apa-apaTerasa lengkap bila kita berduaTerasa sedih bila kita di rak berbedaDi dekatmu kotak bagai nirwanaTapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Ku senang bila diajak berlari kencangTapi aku takut kamu kelelahanKu tak masalah bila terkena hujanTapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersamaTapi tak bisa apa-apaKita sadar ingin bersamaTapi tak bisa apa-apaTerasa lengkap bila kita berduaTerasa sedih bila kita di rak berbedaDi dekatmu kotak bagai nirwanaTapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Cinta memang banyak bentuknyaMungkin tak semua bisa bersatu
Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © HasanilH 2010

Template By Hasyanil Hisyamuddin